berikut ini yang tidak berkaitan dengan masalah global adalah
Ketiga Indonesia di masa depan akan menjadi negara yang luluh lantak, bahkan mungkin tertercabik-cabik atau terpecah berkeping-keping, sebab, kompleksitas permasalahan bangsa di tengah kompetisi global dan tantangan yang dihadapi bangsa ini di masa depan pasti akan semakin bertambah, dan bangsa ini akan semakin mengalami kesulitan untuk
Sesungguhnyapersoalan ini selalu aktual dan tak pernah tuntas karena dalam setiap tahap perjalanannya memunculkan problematika yang khas. Pada era global ini, persoalan manusia sebagai tenaga kerja, kualitas, pengembangan, dan pengelolaannya hangat dibicarakan. Mengapa diskursus tentang manusia sangat urgen dalam konteks
Ancamandari internal dapat berupa inflasi, pengangguran,
Cách Vay Tiền Trên Momo. - Peradaban manusia di dunia tidak bisa lepas dari globalisasi. Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan manusia dalam berbagai aspek kehidupan sehingga mengaburkan batas-batas negara. Globalisasi sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Globalisasi ditandai dengan kemajuan teknologi yang memengaruhi sektor politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Globalisasi juga menciptakan organisasi dan komunikasi antarmasyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sisten dan kaidah-kaidah yang di kota-kota besar memiliki kecenderungan untuk selalu menyatu dengan dunia dan segala sesuatu yang terjadi secara global. Indonesia telah sejak lama mengadopsi pemikiran dan sistem nilai kehidupan yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Saat ini, tidak perlu waktu lama untuk mengetahui kejadian yang terjadi di benua lain, teknologi komunikasi yang semakin canggih mempercepat juga Jokowi Globalisasi Lahirkan Hiperkompetisi, Kita Harus Memenangkannya Di samping kemudahan yang didapatkan, globalisasi juga membawa dampak negatif bagi kehidupan manusia. Berikut dampak negatif globalisasi Pengurangan Tenaga Kerja Berkembangnya teknologi meningkatkan penggunaan mesin dan komputer yang menggantikan manusia sebagai tenaga kerja. Sehingga banyak tenaga kerja kehilangan pekerjaannya. Sikap Individualistik Masyarakat bersikap lebih individualis karena lebih sering berinteraksi melalui sosial media atau dengan gawainya dibandingakan dengan manusia lain. Westernisasi Perubahan pola hidup kebarat-baratan karena besarnya pengaruh budaya barat melalui berbagai jaringan sosial media. Mengikis Kebudayaan Asli Bangsa Pengaruh budaya barat yang tidak sesuai dengan nilai dan normal budaya Indonesia mengubah pola kehidupan sosial masyarakat. Salah satu contohnya adalah budaya pergaulan dan sex bebas yang merusak moral individu masyarakat Indonesia. Pola Hidup Konsumtif Perkembangan industri yang dibarengi dengan kemudahan bertransaksi meningkatkan konsumerisme masyarakat terhadap barang dan jasa di luar kebutuhan pokok. Kesenjangan Sosial Tidak semua kalangan memiliki kemauan dan kemampuan mengikuti perubahan. Arus globalisasi membentuk kesenjangan sosial antara mereka yang terperangkap cara lama dengan mereka yang mendewakan perubahan. Ketimpangan Ekonomi yang Semakin Mencolok Arus globalisasi jika tidak dibarengi dengan kepedulian sosial maka akan membuat perekonomian yang semakin timpang. Pemilik modal akan semakin kaya dan masyarakat ekonomi menengah ke bawah semakin kesulitan. Ketergantungan Negara Berkembang terhadap Negara Maju Perkembangan industri yang pesat di negara maju menargetkan negara berkembang sebagai konsumen aktifnya. Sehingga negara berkembang tidak terdorong untuk melakukan kemandirian dalam memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Referensi Djuyandi, Yusa. 2017. Pengantar Ilmu Politik. Depok Rajawali Press Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Jakarta - Apa itu mosi? Mosi adalah tanggapan yang diperdebatkan dalam konteks perdebatan atau rapat. Berupa pendapat atau usulan yang diajukan oleh salah satu pihak yang terlibat dalam debat, yang kemudian menjadi fokus perdebatan tersebut. Apa yang dimaksud dengan mosi adalah pernyataan, proposisi, atau tindakan yang memicu diskusi dan argumentasi di antara peserta debat. Mosi menawarkan sudut pandang atau pendapat tertentu yang memerlukan pembelaan dan penentangan. Peserta debat kemudian menggunakan argumen, bukti, dan logika persuasif untuk menyampaikan pendapat mereka terkait dengan mosi tersebut. Apa itu mosi, menjadi sarana merangsang pemikiran kritis, membahas isu-isu yang relevan, dan mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang suatu masalah. Apa itu mosi, paling khas memiliki ciri yang pasti memuat solusi. Artinya, mosi tidak hanya mengidentifikasi hingga menanggapi masalah atau peristiwa yang menjadi fokus debat, tetapi juga mengusulkan solusi atau tindakan yang dianggap tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam perdebatan, mosi yang menyajikan solusi memberikan arah dan tujuan yang jelas bagi para peserta debat. Berikut ulas lebih mendalam tentang apa itu mosi, syarat mosi, cara membuat mosi, dan ciri-ciri mosi, Rabu 7/6/2023.Biasanya, mosi tidak percaya justru dikeluarkan parlemen kepada pemerintah namun saat ini dari mahasiswa kepada yang DiperdebatkanKemarahan rakyat Prancis atas reformasi pensiun Macron berdampak langsung pada sejumlah sektor. AP Photo/Daniel ColeApa itu mosi merupakan keputusan rapat yang memiliki arti penting dalam berbagai konteks. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, arti apa itu mosi, berupa keputusan yang diambil dalam rapat, seperti rapat parlemen, yang digunakan untuk menyatakan pendapat atau keinginan para anggota rapat. Dalam hal ini, fungsi mosi adalah alat mengungkapkan aspirasi dan pandangan dari anggota rapat. Selain itu, menurut buku berjudul Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X SMA/SMK yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemdikbud RI, apa itu mosi juga merujuk pada permasalahan yang sedang diperdebatkan. Dalam konteks ini, mosi adalah fokus perdebatan atau diskusi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat. Dalam sebuah debat, apa itu mosi dapat dikenali melalui judul atau pendapat yang telah disampaikan oleh pihak-pihak yang berdebat. Muhammad Ilham dan Iva Ani Wijiati dalam bukunya berjudul Keterampilan Berbicara Pengantar Keterampilan Berbahasa menjelaskan mosi merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam debat. Mosi dapat berupa pernyataan yang dibuat oleh peserta debat untuk menyampaikan argumen atau posisi yang mereka anut. Lebih lanjut, dalam buku berjudul Menjadi Pembicara Terampil oleh Sujinah menyebutkan apa itu mosi, yakni pernyataan resmi yang memberikan tanggapan atau usulan terhadap pertimbangan atau tindakan dari sebuah kelompok. Dalam konteks ini, fungsi mosi adalah pemicu atau kunci jalannya perdebatan atau keputusan dalam kelompok buku berjudul Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X SMA/SMK yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemdikbud RI, Maarif menyampaikan apa itu mosi harus memenuhi beberapa syarat agar memiliki kekuatan dan validitas dalam perdebatan atau rapat. Di antaranya Pertama, mosi harus disusun dengan kesederhanaan, artinya pernyataan harus mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat. Kedua, kejelasan juga menjadi syarat penting, di mana mosi harus menyampaikan maksud dan tujuannya secara tegas dan jelas. Selain itu, mosi juga harus memiliki kepadatan dan kesatuan. Kejelasan dan ketepatan dalam penyampaian ide atau tuntutan merupakan aspek penting agar pesan yang ingin disampaikan dalam mosi dapat diterima dengan baik oleh pihak lain. Kemudian, mosi harus tegas atau afirmatif, yaitu menyatakan sesuatu dengan ketegasan dan keyakinan tanpa ragu-ragu. Mosi juga harus bersifat jelas atau deklaratif, yang berarti pernyataan yang disampaikan dalam mosi harus berbentuk pernyataan yang tegas dan tidak ambigu. Selain itu, mosi harus bersifat khusus atau spesifik, dengan mengarahkan perhatian pada masalah atau usulan tertentu yang sedang diperdebatkan. Pernyataan dalam mosi juga harus bebas dari prasangka atau bias, sehingga dapat mencerminkan objektivitas dan keadilan. Terakhir, mosi harus didukung oleh tanggung jawab memberikan bukti yang memuaskan. Artinya, pihak yang menyampaikan mosi harus mampu memberikan argumen, data, atau bukti yang kuat untuk mendukung pernyataan yang mereka ajukan. Dengan memenuhi semua syarat-syarat tersebut, mosi dapat menjadi landasan yang kuat dalam perdebatan atau rapat, serta membantu mencapai tujuan komunikasi yang diharapkan. Menurut Maarif, apa itu yang dimaksud mosi memiliki beberapa ciri yang memudahkan dalam menentukan topik sebuah perdebatan atau memudahkan cara membuat mosi. Begini cara membuat mosi dengan ciri-ciri yang harus dipenuhi1. Fokuskan pada PeristiwaAdapun mosi tidak percaya pertama diajukan oleh kelompok LIOT yang mewakili berbagai partai kecil. Pada mulanya mosi mereka dinilai yang paling mungkin lolos, namun ternyata mereka hanya menerima 278 suara, kurang sembilan dari 287 yang dibutuhkan untuk "menjatuhkan" pemerintah. AP Photo/Lewis JolyPertama, salah satu ciri mosi adalah berfokus pada sebuah peristiwa. Dalam konteks debat, mosi memberikan penekanan pada masalah konkret atau peristiwa nyata yang sedang diperdebatkan. Adanya fokus yang jelas, mosi memungkinkan para peserta debat untuk memiliki titik awal yang jelas dalam menyusun argumen dan mengeksplorasi isu-isu yang berkaitan dengan peristiwa tersebut. Mosi yang berfokus pada sebuah peristiwa juga memungkinkan para peserta debat untuk membahas dampak, penyebab, dan implikasi dari peristiwa tersebut secara lebih mendalam. 2. Dibuat dengan Solusi Selanjutnya, mosi juga memiliki ciri yang pasti memuat solusi. Artinya, mosi tidak hanya mengidentifikasi hingga menanggapi masalah atau peristiwa yang menjadi fokus debat, tetapi juga mengusulkan solusi atau tindakan yang dianggap tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam perdebatan, mosi yang menyajikan solusi memberikan arah dan tujuan yang jelas bagi para peserta debat. Hal ini mendorong mereka untuk mengembangkan argumen, mengumpulkan bukti, dan menggunakan logika persuasif dalam mempertahankan atau menentang solusi yang diusulkan dalam mosi. Adanya solusi yang terdapat dalam mosi, perdebatan menjadi lebih substansial dan memberikan kontribusi yang lebih berarti dalam mencari jalan keluar atau penyelesaian terhadap permasalahan yang diperdebatkan. 3. Harus Bersifat Netral Selain itu, mosi juga memiliki sifat netral atau tidak memihak. Hal ini berarti bahwa mosi harus dirumuskan secara objektif, tanpa memberikan keuntungan atau kelemahan kepada pihak-pihak yang berdebat. Mosi yang netral dan tidak memihak memungkinkan terjadinya perdebatan yang adil dan seimbang antara berbagai sudut pandang yang ada. Dalam konteks ini, mosi tidak seharusnya mengandung preferensi atau prasangka yang menguntungkan atau merugikan pihak tertentu. Sebaliknya, mosi harus memberikan kesempatan bagi semua peserta debat untuk menyampaikan argumen dan pendapat mereka secara objektif tanpa adanya ketidakadilan atau ketidakseimbangan dalam pengaturan debat. 4. Pokok Perdebatan di Judul Terakhir, mosi terletak pada judul debat. Mosi sering kali menjadi titik sentral atau pokok perdebatan yang dituangkan dalam judul debat. Judul debat yang mencerminkan mosi menggambarkan secara ringkas tentang apa yang akan diperdebatkan dan menunjukkan arah serta tujuan dari perdebatan tersebut. Mosi yang terletak pada judul debat menjadi panduan utama bagi peserta debat dalam merumuskan argumen, menyusun strategi, dan mempersiapkan diri dengan baik. Dalam hal ini, mosi dapat menjadi landasan yang kuat dan berfungsi sebagai penanda untuk memandu jalannya perdebatan serta membantu para peserta debat dalam mempersiapkan argumen yang berkaitan dengan isu yang sedang diperdebatkan.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
- Globalisasi mengacu pada situasi hubungan sosial dalam masyarakat dunia yang kian terlepaskan dari pengaruh batas-batas geografis. Proses globalisasi membuat interaksi masyarakat dunia bisa lebih efektif dan efisien, tanpa terbatasi oleh jarak, tempat, bahkan berkat kehadiran teknologi internet, orang-orang dari berbagai belahan dunia bisa saling terkait, menjalin hubungan, berkomunikasi, hingga berbagi pengaruh. Akibatnya, peristiwa yang terjadi di daerah terpencil sekalipun dapat mempengaruhi banyak orang di berbagai penjuru globalisasi dalam kehidupan sehari-hari tergambar jelas pada aktivitas penggunaan ponsel. Teknologi smartphone yang terus berkembang pesat dalam 2 dekade terakhir membikin orang dari Indonesia bisa dengan mudah berkomunikasi dengan kerabat, kolega, kawan maupun kenalan tak terduga di belahan dunia lain. Saat ini, tentu tidak sulit mencari teman baru dari Latvia, misalnya, sebuah negara yang mungkin letaknya saja susah dicari di peta atlas dunia. Bahkan, dengan kehadiran berbagai platform media sosial serta seabrek aplikasi video konferensi, seperti Zoom, Google Meet, Skype, dan lain sebagainya, komunikasi itu tidak hanya melalui suara atau pesan tulisan, melainkan juga via gambar visual. Kualitas komunikasi video konferensi saat ini pun semakin mendekati pertemuan tatap muka. Mudah dicari pula contoh globalisasi di bidang politik. Salah satu peristiwa politik dengan pengaruh global yang paling anyar adalah pergantian kekuasaan di kelompok Taliban merebut kendali pemerintahan di Afghanistan segera diikuti dengan peralihan arah kebijakan luar negeri negara-negara seperti AS, Jerman, Inggris, hingga Indonesia dan lainnnya. Kasus tersebut menjadi salah satu bukti bahwa globalisasi sudah dan sedang Globalisasi Menurut Bahasa dan Istilah Dalam kajian sosiologi, globalisasi didefinisikan sebagai hubungan sosial yang kian intensif antara individu, kelompok, atau masyarakat yang secara geografis berada di tempat-tempat yang saling berjauhan. Dari sisi bahasa, globalisasi berakar dari kata globe tiruan bentuk bumi yang bulat, serta lantas berkembang menjadi "globalize" yang berarti mendunia. Globalisasi dengan demikian melukiskan fenomena tentang mendunianya berbagai aspek kehidupan manusia. Sementara dari segi istilah, tentu ada banyak definisi globalisasi mengingat fenomena ini menjadi perhatian para ahli ilmu sosial. Sebagai misal, ahli sosiologi Roland Robertson, seperti dikutip dalam Modul Sosiologi terbitan dari Kemdikbud 20204 mendefinisikasi globalisasi sebagai proses yang menghasilkan dunia tunggal. Masyarakat dari seluruh dunia menjadi saling tergantung di hampir semua aspek kehidupan, baik yang terkait bidang politik, ekonomi, kebudayaan, dan lain segi bentuk umumnya, globalisasi juga bisa didefinisikan oleh 4 fenomena yang berkembang pesat sejak pertengahan Abad 20. Keempat fenomena itu adalah perubahan sangat cepat di bidang elektronika; massifnya aktivitas ekonomi dan perpindahan orang lintasbangsa atau lintasnegara; tumbuhnya ruang-ruang pergaulan sosial bersifat transnasional lintasbangsa; berlangsungnya perubahan kuantitatif maupun kualitatif di aspek ideologi, nilai-nilai, dan norma-norma sosial. Adapun Horst Kohler, saat masih menjabat Direktur Pelaksana International Monetary Fund IMF, pernah mendefinisikan globalisasi dari sudut pandang ekonomi, dengan penjelasan lebih spesifik."[Globalisasi adalah] Proses peningkatan pembagian kerja internasional dan integrasi ekonomi nasional yang menyertainya melalui perdagangan barang dan jasa, investasi perusahaan lintas-batas, dan arus keuangan," ujar Kohler dalam acara Annual Meeting of the Society for Economics and Management globalisasi lainnya diungkapkan Riza Noer Arfani dalam artikel "Globalisasi Karakteristik dan Implikasinya" yang terbit di Jurnal Al-Manar Edisi I/2004. Dia menulis pengertian globalisasi adalah kecenderungan umum terintegrasinya kehidupan masyarakat domestik atau lokal ke dalam komunitas global di berbagai bidang. Integrasi tersebut terlihat dari fenomena pertukaran barang/jasa maupun ide, migrasi orang, serta aktivitas transnasional yang semakin umum terjadi pada tingkat komunitas paling lokal sekalipun. Mengutip laman Stanford, istilah globalisasi sebenarnya baru umum diungkapkan para akademisi pada dekade 1970-an. Meskipun demikian, setelah tumbuhnya kapitalisme industri, sudah banyak wacana intelektual yang menyinggung fenomena mirip dengan globalisasi pada abad tahun 1848, misalnya, Karl Marx telah merumuskan penjelasan teoretis paling awal tentang fenomena "penyempitan teritorial." Marx menyimpulkan, kapitalisme industri merupakan sumber paling dasar dari lahirnya teknologi yang mengakibatkan "lenyapnya batas ruang," serta membuka jalan bagi "hubungan dari segala arah dan saling ketergantungan universal semua bangsa." Infografik SC Konsep Globalisasi. itu, kajian mengenai globalisasi terus berkembang. Sejak dekade 1980-an, sejumlah ahli teori sosial berupaya beralih dari kecenderungan memandang sinis globalisasi. Hingga kini, masih mengutip laman Stanford Encyclopedia of Philosophy, setidaknya ada 5 konsensus para ahli ilmu sosial mengenai pendefinisian konsep globalisasi. Lima konsensus para ahli mengenai konsep globalisasi itu adalah Globalisasi berkaitan dengan deteritorialisasi pudarnya pengaruh batas geografis. Deteritorialisasi dilihat dari pengaruhnya di level lokal dan regional. Globalisasi mencakup fenomena kecepatan dan percepatan dinamika aktivitas sosial. Globalisasi merupakan proses yang terjadi dalam jangka waktu panjang. Globalisasi terkait dengan multi-aspek, yang masing-masing kompleks dan otonom. 4 Pendekatan Globalisasi Penjelasan & Contohnya Untuk memahami fenomena globalisasi yang terjadi sekarang, terdapat empat pendekatan yang dapat diterapkan. Keempatnya pendekatan sistem dunia; pendekatan budaya global; pendekatan masyarakat dan politik global; dan pendekatan kapitalisme global. Penjelasan mengenai 4 pendekatan globalisasi itu, sebagaimana disarikan dari Modul Sosiologi dari Kemdikbud 2020 5-6 bisa dicermati dalam uraian di bawah Pendekatan Sistem GlobalTerjadinya globalisasi tak lepas dari pengaruh negara-negara dominan di dunia. Artinya, kejadian di suatu wilayah yang jauh akan berpengaruh besar jika diintervensi oleh negara-negara dominan itu. Pembagian pengaruh sistem global atas wilayah dunia memunculkan kategorisasi negara berdasar level kekuatannya menjadi 3. Ketiganya ialah negara dominan, negara periferal pinggiran, dan negara semi-periferal. Negara-negara dominan itu saat ini tergabung dalam G-7. Ia gabungan negara ekonomi maju yang menguasai 60 persen kekayaan global, yakni Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, dan negara semi-periferal, yaitu negara G-20 yang terdiri dari 20 negara dengan ekonomi dan industri maju, atau sedang berkembang pesat. Indonesia kini salah satu negara anggota G-20. Sementara itu, sisanya adalah negara periferal. Ketika negara dominan melakukan kerja sama internasional, maka keputusannya sering kali tidak dapat ditolak oleh negara semi-periferal dan periferal. Keputusan negara-negara dominan dari G-7 akan berdampak luas bagi negara-negara lain di dunia. Sebagai contoh, dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi KTT G-7 akhir Agustus lalu di Carbis Bay, Inggris, negara G-7 memutuskan untuk bersatu melawan perubahan iklim. Dengan demikian, negara-negara periferal dan semi-periferal pasti terdampak oleh keputusan negara G-7 tersebut. 2. Pendekatan Budaya GlobalPendekatan ini memandang bahwasa globalisasi adalah penyeragaman budaya yang dipengaruhi oleh media massa. Berkat akses pada media yang kian mudah, cepat dan intens, budaya populer digemari generasi muda sehingga menggerus identitas lokal dan nasional. Proses ini berhilir pada lahirnya masyarakat dunia yang menuju ke budaya tunggal. Sebagai contoh, musik yang populer di AS, biasanya juga populer di negara-negara lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa budaya populer yang viral di Internet turut merangsek ke negara-negara lain yang bisa mengakses konten tersebut. Akibatnya, budaya lokal terancam punah karena banyak orang lebih suka pada budaya global. Demikian juga kearifan lokal dan adat-istiadat yang dianggap ketinggalan zaman juga kian redup dan semakin ditinggalkan. 3. Pendekatan Masyarakat dan Politik GlobalPendekatan ini melihat bahwasanya pengaruh globalisasi terjadi berkat dominasi kekuasaan dan politik global. Dalam hal ini, organisasi-organisasi internasional, semacam Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB, berpengaruh besar dan bisa mendesak suatu negara untuk mengikuti arahannya, dengan alasan kepentingan organisasi internasional, kekuatan politik global yang dominan juga dimiliki oleh gabungan negara-negara maju seperti G-7 dan G-20. Sebagai contohnya, saat pandemi Covid-19 terjadi sejak awal 2020 lalu, Badan Kesehatan Dunia WHO yang merupakan lembaga internasional di bawah PBB, aktif mendesak semua negara agar serius dalam mencegah penularan Covid-19. Desakan itu membuat nyaris semua negara di dunia membatasi aktivitas mobilitas masyarakat demi meredam penularan penyakit mematikan WHO didasari alasan kuat karena penyakit Covid-19 mudah menular antarmanusia dan telah memicu banyak kematian di berbagai negara. Semua negara perlu serius mencegah kasus Covid-19 bertambah karena penyebarannya bisa mengancam keselamatan masyarakat sedunia. 4. Pendekatan Kapitalisme GlobalPendekatan kapitalisme global merujuk ke pemahaman bahwa globalisasi didorong oleh aktivitas dari perusahaan-perusahaan yang bersifat transnasional atau Trans-National Corporation TNC dan Multi-National Corporation MNC, yang wilayah operasionalnya melewati batas lintasnegara. MNC merupakan perusahaan internasional atau transnasional yang berkantor pusat di satu negara tetapi kantor cabangnya menjamur di berbagai negara maju maupun TNC merupakan perusahaan berbadan hukum di satu negara tapi beroperasi di banyak negara, serta mempunyai kekayaan dan pendapatan yang sangat besar. Modal perusahaan TNC ini bisa dimiliki oleh berbagai warga negara, tetapi institusi ini terikat sebagai satu kesatuan ekonomi dan manajemen. Dalam bidang ekonomi, baik itu TNC atau MNC mendorong budaya konsumtif di masyarakat untuk menggunakan produk mereka. Contoh dari perusahaan TNC dan produknya adalah General Motors Company dengan mobil Chevrolet yang mendunia. Sementara itu, contoh perusahaan MNC adalah Coca Cola dengan produk minuman bersodanya. - Pendidikan Kontributor Abdul HadiPenulis Abdul HadiEditor Addi M Idhom
JUMAT 23/4 lalu, sejumlah petinggi negara bertemu secara virtual untuk membahas perubahan iklim. Istilah kerennya KTT Iklim. Forum itu digagas Joe Biden, Presiden AS, negara yang mangkir dari komitmen pertemuan serupa di Paris, Prancis, yang digelar pada 2015. Sebenarnya, tidak ada yang istimewa dari forum yang diprakarsai Biden ini. Komitmen mereka para pemimpin dunia masih sama, intinya mereka berjanji menahan agar kenaikan suhu bumi tetap berada di ambang batas 1,5 derajatc celsius 2,7 fahrenheit seperti era praindustri. Caranya pun kurang lebih sama, antara lain memangkas emisi karbon dengan mengurangi penggunaan energi fosil, serta meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan. Tidak mengherankan ada saja yang pesimistis meski tidak sedikit pula yang menaruh harapan. "Pemerintah membuat komitmen dan pertanyaan besar berikutnya adalah apakah mereka benar-benar melaksanakannya atau tidak," kata Bill Hare, dari Climate Analytics. Kritik lainnya ialah minimnya bantuan untuk negara-negara miskin untuk mengatasi persoalan iklim meski Biden berjanji meningkatkan pendanaan dari negaranya yang telah dihentikan pendahulunya, Donald Trump. Itu pun belum tentu disetujui Kongres AS yang di dalamnya masih banyak bercokol orang dari Partai Republik. Beda di AS, beda pula di negara lainnya seperti Tiongkok dan Jepang. September tahun lalu, Presiden Xi Jinping sesumbar negaranya yang menjadi produsen emisi terbesar dunia dan bertanggung jawab terhadap perubahan iklim akan menjadi netral karbon pada 2060. Sementara itu, Jepang dan Korea Selatan berjanji untuk mencapai emisi nol bersih pada 2050. Mitigasi untuk mengatasi perubahan iklim tentu tak semudah janji. Ia terkait dengan banyak aspek, terutama masalah ekonomi. Pertanyaannya, betulkah mereka serius mau mengurangi penggunaan batu bara dan energi fosil, misalnya, dan beralih ke energi hijau? Maukah mereka mengurangi produksi kendaraan yang banyak menghasilkan polusi? Mitigasi di level global ini sepertinya memang sukar diharapkan dan biarlah itu jadi tugas para pemimpin negara. Namun, sialnya kita sebagai masyarakat juga tidak bisa lepas tangan begitu saja. Seperti virus, bencana termasuk yang diakibatkan perubahan iklim tidak tebang pilih dan dapat menerjang siapa saja. Upaya penyelamatan pada skala kecil inilah yang diperlukan untuk memastikan daya tahan kita terhadap dampaknya. Istilahnya dari mitigasi kita beralih kepada adaptasi. Hal ini memang keniscayaan karena dampak perubahan iklim nyata dan mengandalkan mitigasi tingkat global saja tak akan bisa membuat kita selamat. Seperti kata pakar komunikasi hijau Wimar Witoelar, masalah energi yang berdampak pada perubahan iklim merupakan masalah global, tapi setiap negara dan setiap individu bertanggung jawab atas masalah tersebut. Karena itu, menurut dia, untuk mengatasi serta menyelamatkan planet ini dan melindungi generasi mendatang, solusinya kembali kepada masyarakat. Boleh dibilang, kita mengalami krisis global yang harus dihadapi dengan solusi lokal. Ya, saran saya minimal dari sekarang kita tidak buang sampah di sungai, tidak bangun restoran di bantaran kali, mulai mengurangi penggunaan plastik dan kendaraan pribadi, serta disiplin pakai masker. Untuk tindakan yang terakhir ini, selain untuk menghindari virus korona, melindungi kita dari polusi. Pengap memang. Namun, apa boleh buat, anggap saja itu bagian dari laku hidup di era yang katanya disebut new normal’.
- Globalisasi adalah proses di mana dunia menjadi semakin terhubung satu sama lain, sebagai akibat dari perdagangan dan pertukaran budaya yang meningkat secara besar-besaran. Proses ini mengacu pada meningkatnya integrasi ekonomi di seluruh dunia, terutama melalui pergerakan barang, jasa, dan modal lintas batas. Termasuk pergerakan orang tenaga kerja dan pengetahuan teknologi melintasi batas-batas juga Apa Itu Globalisasi? Definisi, Efek, dan Contohnya Istilah "globalisasi" sendiri mulai lebih umum digunakan pada 1980-an. Adapun sejak zaman kuno, manusia telah berusaha menjangkau tempat yang jauh untuk menetap, memproduksi, dan bertukar barang berdagang, demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam sejarahnya, proses globalisasi terjadi karena adanya kemajuan di bidang teknologi dan transportasi. Baca juga Terusan Suez Macet, Kapal Kontainer Besar Sumbat Jalur Perdagangan Internasional Sejarah globalisasi Jalur sutra Pada abad ke-1 SM, terjadi pengangkutan barang dari China ke Eropa. Orang Eropa memperdagangkan kaca dan barang-barang manufaktur untuk sutra dan rempah-rempah China, dan berkontribusi pada ekonomi global di mana Eropa dan Asia menjadi terbiasa dengan barang-barang dari belahan dunia yang barang ini terjadi di sepanjang Jalur Sutra, yang merupakan jaringan rute perdagangan kuno antara Eropa, Afrika Utara, Afrika Timur, Asia Tengah, Asia Selatan, dan Timur Jauh. Ini menjadi awalan yang luar biasa dalam sejarah globalisasi, karena untuk pertama kalinya barang dijual melintasi benua. DOK. Munocopality of Quanzhou via unesco Ilustrasi peta jalur sutra yang menjadi awalan yang luar biasa dalam sejarah globalisasi, karena untuk pertama kalinya barang dijual melintasi benua. Perkembangan globalisasi yang signifikan lainnya terjadi pada abad ke-7 Masehi, dengan ekspansi dari pedagang Arab yang membuat perdagangan internasional semakin cepat. Pada abad ke-9, pedagang Muslim mendominasi dalam perdagangan internasional dan fokus perdagangan saat ini adalah rempah-rempah. Baca juga China Temukan Artefak di Makam Kuno, Ungkap Informasi Jalur Sutra Renaisans Perdagangan global selanjutnya semakin berkembang pada Zaman Penemuan era renaisans di abad ke-15.
berikut ini yang tidak berkaitan dengan masalah global adalah